Perbedaan Ngoko Alus dan Krama Lugu

Diposting pada

Pendahuluan

Dalam bahasa Indonesia, terdapat berbagai macam ragam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Salah satu di antaranya adalah penggunaan bahasa ngoko alus dan krama lugu. Kedua jenis bahasa ini memiliki perbedaan dalam penggunaan kata dan kalimat yang harus dipahami dengan baik. Artikel ini akan membahas secara rinci perbedaan antara ngoko alus dan krama lugu.

Pengertian Ngoko Alus

Ngoko alus merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi. Penggunaan ngoko alus umumnya ditemukan dalam percakapan antara orang yang lebih tua dengan yang lebih muda, atau antara seseorang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah. Ngoko alus memiliki kosakata yang lebih luas dan kompleks, serta menggunakan kalimat yang lebih panjang dan formal.

Pengertian Krama Lugu

Krama lugu merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau santai. Penggunaan krama lugu umumnya ditemukan dalam percakapan sehari-hari antara teman sebaya atau orang dengan status sosial yang setara. Krama lugu menggunakan kosakata yang lebih sederhana dan kalimat yang lebih pendek, serta memiliki aturan tata bahasa yang lebih santai.

Perbedaan Kosakata

Perbedaan yang paling mencolok antara ngoko alus dan krama lugu terletak pada kosakata yang digunakan. Ngoko alus menggunakan kosakata yang lebih formal, kompleks, dan beragam. Contohnya, dalam ngoko alus, kata “saya” dapat digantikan dengan “kulo”, sedangkan dalam krama lugu kata yang digunakan adalah “aku”. Begitu juga dengan kata-kata lain seperti “bapak” yang dapat digantikan dengan “kangmas” dalam ngoko alus.

Baca Juga :  Berapa Lama Reaksi Setelah Minum Air Bioglass?

Sedangkan dalam krama lugu, kosakata yang digunakan lebih sederhana dan umum dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, kata “saya” yang digunakan dalam krama lugu adalah “aku” atau “gua”. Begitu juga dengan kata “bapak” yang digantikan dengan “pak” atau “ayah”.

Perbedaan Tata Bahasa

Tata bahasa dalam ngoko alus lebih formal dan rumit dibandingkan dengan krama lugu. Dalam ngoko alus, terdapat aturan khusus dalam penggunaan kata ganti orang seperti “kulo” dan “kangmas”. Selain itu, dalam ngoko alus juga terdapat aturan tata bahasa yang mengatur penggunaan kata kerja, kata sifat, dan sebagainya.

Di sisi lain, tata bahasa dalam krama lugu lebih santai dan tidak terlalu memperhatikan aturan yang ketat. Penggunaan kata ganti orang dalam krama lugu lebih umum seperti “aku”, “kamu”, atau “dia”. Begitu juga dengan penggunaan kata kerja dan kata sifat yang tidak terlalu memperhatikan aturan baku.

Contoh Percakapan Ngoko Alus

Berikut ini contoh percakapan menggunakan ngoko alus:

Orang Tua: “Kulo sampun dados bapa ana sira. Kulo seneng banget bisa becik marang anak kula.”Anak: “Nuwun sewu, bapa. Kula sampun seneng banget bisa ketemu bapa.”Orang Tua: “Sugeng rawuh, nak. Kulo wus ngrasakake sisihmu saking lama.”Anak: “Mugi-mugi kulo bisa ngrasakake sisih bapa kasugengé.”

Contoh Percakapan Krama Lugu

Berikut ini contoh percakapan menggunakan krama lugu:

Teman 1: “Aku besok mau ke bioskop, kamu mau ikut?”Teman 2: “Bisa banget, aku juga pengen nonton film.”Teman 1: “Oke, kita ketemu jam 7 di depan bioskop ya.”Teman 2: “Siap, aku pasti datang tepat waktu.”

Kesimpulan

Dalam penggunaan bahasa Indonesia, terdapat perbedaan antara ngoko alus dan krama lugu. Ngoko alus digunakan dalam situasi formal atau resmi, sementara krama lugu digunakan dalam situasi santai atau informal. Perbedaan terletak pada kosakata yang digunakan dan tata bahasa yang diterapkan. Ngoko alus menggunakan kosakata yang lebih formal dan rumit, serta aturan tata bahasa yang lebih ketat. Sementara itu, krama lugu menggunakan kosakata yang lebih sederhana dan aturan tata bahasa yang lebih santai.