Kode ICD 10 Batu Ginjal: Pengertian, Gejala, dan Pengobatan

Pengantar

Batu ginjal adalah kondisi medis yang umum terjadi di mana endapan keras terbentuk dalam ginjal atau saluran kemih. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan mempengaruhi fungsi ginjal. Untuk memudahkan pengenalan dan klasifikasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengembangkan sistem kode ICD 10 untuk batu ginjal. Dalam artikel ini, kita akan membahas kode ICD 10 untuk batu ginjal, gejala yang terkait, serta metode pengobatan yang efektif.

Kode ICD 10 untuk Batu Ginjal

Menurut sistem klasifikasi ICD 10, kode untuk batu ginjal adalah N20. Batu ginjal dapat terjadi di ginjal, ureter, atau kandung kemih. Kode N20 juga mencakup kondisi seperti kolik ginjal, obstruksi ureter, dan infeksi saluran kemih yang berkaitan dengan batu ginjal. Kode ICD 10 ini sangat penting bagi tenaga medis untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis kondisi batu ginjal dengan akurasi.

Gejala Batu Ginjal

Batu ginjal dapat menimbulkan berbagai gejala yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Berikut adalah beberapa gejala umum yang terkait dengan batu ginjal:

1. Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bagian bawah adalah gejala yang paling umum terkait dengan batu ginjal. Nyeri ini biasanya terjadi di bagian belakang atau samping tubuh, di atas pinggang, dan dapat menyebar ke perut bagian bawah.

Baca Juga :  Urobilin Positif: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

2. Nyeri saat Buang Air Kecil

Batu ginjal dapat menyebabkan rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil. Sensasi ini disebabkan oleh pergerakan batu ginjal yang mengiritasi saluran kemih.

3. Darah dalam Urine

Salah satu tanda yang jelas dari batu ginjal adalah kemunculan darah dalam urine. Ini terjadi ketika batu ginjal merusak atau menggores dinding saluran kemih.

4. Nyeri Perut Bagian Bawah

Ketika batu ginjal bergerak melalui saluran kemih, dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Rasa sakit ini mungkin terasa seperti kram atau sensasi tertekan.

5. Mual dan Muntah

Batu ginjal yang terlalu besar atau mengganggu aliran urine dapat menyebabkan rasa mual dan muntah. Ini disebabkan oleh penumpukan racun dalam tubuh akibat gangguan fungsi ginjal.

6. Sering Buang Air Kecil

Batu ginjal yang menghalangi aliran urine dapat menyebabkan sering buang air kecil atau merasa perlu buang air kecil terus-menerus.

Pengobatan Batu Ginjal

Pilihan pengobatan untuk batu ginjal tergantung pada ukuran, lokasi, dan jenis batu ginjal yang ada. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan:

1. Observasi dan Pengelolaan Gejala

Jika batu ginjal relatif kecil dan tidak menyebabkan gejala yang parah, dokter mungkin hanya akan melakukan observasi dan memberikan pengelolaan gejala seperti penghilang rasa sakit.

2. Terapi ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)

Terapi ESWL adalah metode non-invasif yang menggunakan gelombang kejut untuk memecah batu ginjal menjadi fragmen kecil yang dapat dikeluarkan melalui urine. Ini adalah metode yang umum digunakan untuk batu ginjal dengan ukuran kecil hingga sedang.

3. Ureteroskop (URS)

Prosedur ureteroskop dilakukan dengan menggunakan tabung tipis yang dimasukkan melalui uretra dan saluran kemih untuk menghilangkan atau memecah batu ginjal yang lebih besar. Ini adalah metode yang efektif untuk batu ginjal yang terlokalisasi di ureter.

Baca Juga :  Perbedaan Durian Montong dan Musang King

4. Pembedahan

Untuk batu ginjal yang besar atau sulit diatasi dengan metode non-invasif, pembedahan mungkin diperlukan. Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau dengan menggunakan teknik minimal invasif seperti laparoskopi atau endoskopi.

Kesimpulan

Kode ICD 10 untuk batu ginjal adalah N20. Batu ginjal dapat menimbulkan gejala seperti nyeri punggung bawah, nyeri saat buang air kecil, darah dalam urine, nyeri perut bagian bawah, mual, muntah, dan sering buang air kecil. Pengobatan untuk batu ginjal meliputi observasi dan pengelolaan gejala, terapi ESWL, ureteroskop, dan pembedahan. Jika Anda mengalami gejala batu ginjal, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

/* */
error: Content is protected !!