Mengapa Prinsip Pernikahan Kristen adalah Monogami dan Bukan Poligami

Diposting pada

Pernikahan dalam Agama Kristen

Pernikahan adalah institusi suci yang diatur oleh agama-agama di seluruh dunia. Dalam agama Kristen, pernikahan dianggap sebagai ikatan sakral antara seorang pria dan seorang wanita. Mengacu pada ajaran Alkitab, prinsip pernikahan Kristen adalah monogami, yaitu satu pria dan satu wanita saling berkomitmen seumur hidup. Mengapa prinsip ini dipilih daripada poligami? Mari kita lihat beberapa alasan di balik prinsip pernikahan monogami dalam agama Kristen.

1. Dasar Alkitab

Alkitab, sebagai sumber ajaran utama dalam agama Kristen, memberikan landasan yang kuat untuk prinsip pernikahan monogami. Dalam Kitab Kejadian, Allah menciptakan Adam dan Hawa sebagai pasangan manusia pertama. Allah berfirman, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24). Ayat ini menegaskan bahwa pernikahan adalah ikatan antara satu pria dan satu wanita.

Di dalam Perjanjian Baru, Yesus juga menguatkan prinsip pernikahan monogami. Ketika ditanya mengenai perceraian, Yesus mengutip ayat tersebut dan menegaskan, “Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Matius 19:6). Hal ini menunjukkan bahwa pernikahan dalam pandangan Kristen adalah ikatan yang tidak dapat diputuskan.

2. Kesetiaan dan Komitmen

Pernikahan monogami mendorong kesetiaan dan komitmen yang kuat antara pasangan suami istri. Dalam hubungan monogami, pasangan saling berkomitmen untuk saling mencintai, menghormati, dan mendukung satu sama lain sepanjang hidup. Mereka berdua bekerja sama untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan membesarkan anak-anak dengan nilai-nilai moral yang kuat.

Baca Juga :  Cara Mengubah Bahasa di Tantan

Poligami, di sisi lain, dapat memengaruhi kesetiaan dan kestabilan dalam pernikahan. Dengan melibatkan lebih dari satu pasangan, peluang untuk terjadinya perselingkuhan, ketidakadilan, dan ketidakharmonisan menjadi lebih besar. Dalam pernikahan monogami, pasangan suami istri dapat memfokuskan perhatian dan upaya mereka pada satu sama lain, menciptakan lingkungan yang aman dan stabil untuk membangun masa depan bersama.

3. Perlindungan Terhadap Perlakuan Tidak Adil

Pernikahan monogami juga memberikan perlindungan terhadap perlakuan tidak adil terhadap wanita. Dalam poligami, biasanya seorang pria memiliki lebih dari satu istri. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dalam pembagian cinta, perhatian, dan sumber daya ekonomi. Wanita-wanita dalam poligami sering kali menghadapi persaingan dan ketidakseimbangan dalam hubungan mereka dengan suami dan anak-anak mereka.

Sebaliknya, dalam pernikahan monogami, seorang wanita dapat memperoleh kepastian dan perlindungan emosional, sosial, dan finansial dari suaminya. Mereka memiliki hak yang sama untuk mencintai dan dicintai secara eksklusif oleh pasangan mereka. Prinsip pernikahan monogami dalam agama Kristen membawa keadilan dan kesetaraan bagi pasangan suami istri.

4. Kesatuan dan Kedamaian Keluarga

Pernikahan monogami juga membawa kesatuan dan kedamaian dalam keluarga. Dalam hubungan monogami, pasangan suami istri memiliki fokus yang jelas dan tujuan bersama untuk membangun keluarga yang bahagia dan sehat. Mereka saling mendukung, saling memahami, dan saling berbagi tanggung jawab dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

Dalam poligami, dinamika keluarga menjadi lebih kompleks dan sulit diatur. Persaingan antara istri-istri dan anak-anak dari berbagai ibu dapat menyebabkan ketegangan dan konflik dalam keluarga. Dalam pernikahan monogami, pasangan suami istri dapat membangun hubungan yang kokoh dan harapan yang jelas untuk masa depan mereka dan anak-anak mereka.

Baca Juga :  10 Jenis Seni Rupa Modern

Kesimpulan

Dalam agama Kristen, prinsip pernikahan monogami dipilih karena dasar Alkitab, kesetiaan dan komitmen yang kuat, perlindungan terhadap perlakuan tidak adil, serta kesatuan dan kedamaian keluarga. Pernikahan monogami menghormati cita-cita Allah dalam menciptakan pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa. Dalam pernikahan monogami, pasangan saling berkomitmen untuk hidup bersama dalam kesetiaan dan kasih sayang, menciptakan keluarga yang harmonis, stabil, dan penuh damai.