Cara Menghitung Nilai Ketidakpastian Jangka Sorong

Diposting pada

Pendahuluan

Ketidakpastian adalah suatu konsep yang penting dalam pengukuran dan perhitungan. Dalam penggunaan alat ukur seperti jangka sorong, penting untuk memahami bagaimana menghitung ketidakpastian agar hasil pengukuran menjadi lebih akurat dan dapat diandalkan. Artikel ini akan menjelaskan cara menghitung nilai ketidakpastian jangka sorong dengan detail dan langkah-langkah yang mudah dipahami.

Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang, kedalaman, dan ketebalan suatu objek dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Alat ini terdiri dari dua rahang yang dapat digerakkan untuk mengukur suatu objek dengan presisi yang baik. Ketidakpastian jangka sorong adalah kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran menggunakan alat ini.

Langkah-langkah Menghitung Ketidakpastian Jangka Sorong

Untuk menghitung nilai ketidakpastian jangka sorong, Anda perlu mengikuti beberapa langkah berikut:

1. Menentukan Ketelitian Jangka Sorong

Sebelum menghitung ketidakpastian, Anda perlu mengetahui ketelitian jangka sorong yang Anda gunakan. Ketelitian biasanya tertera pada alat tersebut dan dinyatakan dalam satuan terkecil yang dapat dibaca oleh alat.

2. Menentukan Nilai Pembagi Skala

Setelah mengetahui ketelitian, Anda perlu menentukan nilai pembagi skala jangka sorong. Pembagi skala adalah perbandingan antara satuan terkecil yang terukur dan satuan yang terbaca pada alat. Misalnya, jika jangka sorong memiliki ketelitian 0,01 mm dan pembagi skala 10, maka setiap pembacaan pada alat akan memiliki ketelitian sebesar 0,1 mm.

Baca Juga :  Kode ICD 10 Hidronefrosis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

3. Melakukan Beberapa Pengukuran

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, lakukan beberapa pengukuran yang berulang pada objek yang sama. Lakukan pengukuran dengan cermat dan catat setiap hasil pengukuran.

4. Menghitung Mean atau Rata-rata

Setelah melakukan beberapa pengukuran, hitunglah nilai mean atau rata-rata dari hasil-hasil tersebut. Caranya adalah dengan menjumlahkan semua hasil dan membaginya dengan jumlah pengukuran yang dilakukan.

5. Menghitung Selisih Antar Pengukuran

Setelah mendapatkan nilai mean, hitunglah selisih antara setiap pengukuran dengan nilai mean tersebut. Selisih ini akan digunakan untuk menghitung nilai ketidakpastian.

6. Menghitung Nilai Standar Deviasi

Setelah mendapatkan selisih antar pengukuran, hitunglah nilai standar deviasi dari seluruh selisih tersebut. Standar deviasi adalah ukuran seberapa jauh nilai-nilai pengukuran tersebut tersebar dari nilai mean. Semakin kecil standar deviasi, semakin akurat hasil pengukuran.

7. Menghitung Ketidakpastian

Setelah mendapatkan nilai standar deviasi, Anda dapat menghitung nilai ketidakpastian menggunakan rumus yang sesuai. Ada beberapa rumus yang dapat digunakan, seperti rumus ketidakpastian standar atau rumus ketidakpastian kombinasi tergantung pada jenis pengukuran yang dilakukan.

8. Menyajikan Hasil Pengukuran

Setelah menghitung nilai ketidakpastian, sertakanlah hasil pengukuran beserta nilai ketidakpastian tersebut. Misalnya, “panjang objek adalah 10,00 ± 0,05 mm”. Dengan menyertakan nilai ketidakpastian, hasil pengukuran Anda akan lebih akurat dan dapat diandalkan.

Kesimpulan

Menghitung nilai ketidakpastian jangka sorong adalah langkah penting dalam pengukuran yang akurat dan memastikan keandalan hasil pengukuran. Dengan mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan di atas, Anda dapat menghitung ketidakpastian dengan mudah dan mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat. Selalu ingat untuk mencatat hasil pengukuran dan mengukur dengan cermat untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Baca Juga :  Alasan Masuk TKJ