Sosial media adalah tempat yang sangat kaya akan bahasa baru dan istilah-istilah yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya. Salah satu istilah baru yang sedang populer di Indonesia adalah “sike”. Apa itu “sike” dan apa artinya? Simak penjelasan berikut ini.
Apa Itu “Sike”?
“Sike” adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psych”. Secara harfiah, “psych” berarti “mengacaukan pikiran seseorang”. Namun, dalam penggunaannya di sosial media, “sike” memiliki makna yang agak berbeda.
Secara umum, “sike” digunakan untuk mengejek atau mempermainkan seseorang dengan cara yang tidak sopan. Misalnya, kamu ingin mengejek temanmu yang sering melakukan kesalahan dengan mengatakan “sike” setelah memberikan harapan palsu atau janji palsu.
Contoh Penggunaan “Sike” di Sosial Media
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan “sike” di sosial media:
- Seseorang mengatakan, “Aku akan memberikan hadiah untukmu jika kamu menang dalam game ini.” Setelah lawannya kalah, dia berkata, “Sike! Aku tidak akan memberikan hadiah apapun.”
- Seseorang memposting foto dirinya dengan caption “Aku sangat cantik/handsome hari ini.” Salah satu temannya berkomentar, “Sike! Kamu selalu cantik/handsome.”
- Seseorang mengatakan, “Aku akan datang ke pesta ulang tahunmu.” Namun, pada saat hari ulang tahun, dia tidak datang dan berkata, “Sike! Aku tidak bisa datang.”
Bagaimana Cara Menghindari Penggunaan “Sike” yang Tidak Sopan?
Sebagai pengguna sosial media, kita harus selalu berhati-hati dalam menggunakan bahasa yang tidak sopan. Meskipun “sike” terlihat lucu dan tidak berbahaya, namun penggunaannya yang tidak tepat dapat menyakiti perasaan orang lain.
Sebagai alternatif, kita bisa menggunakan kata-kata yang lebih positif dan membangun seperti “selamat!” atau “bagus sekali!” untuk memberikan dukungan atau pujian kepada orang lain.
Kesimpulan
Arti kata “sike” di sosial media adalah ejekan atau sindiran yang tidak sopan. Meskipun terlihat lucu, namun penggunaannya yang tidak tepat dapat menyakiti perasaan orang lain. Sebagai pengguna sosial media yang baik, kita harus selalu berhati-hati dalam menggunakan bahasa yang positif dan membangun.