Esports atau olahraga elektronik semakin populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Banyak game yang memiliki turnamen esports, seperti Dota 2, League of Legends, Counter Strike: Global Offensive, dan masih banyak lagi. Namun, ada juga game yang gagal dalam mengembangkan esports-nya, salah satunya adalah Heroes of the Storm.
Sejarah Heroes of the Storm
Heroes of the Storm adalah game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang dikembangkan oleh Blizzard Entertainment. Game ini dirilis pada tanggal 2 Juni 2015 untuk platform Microsoft Windows dan macOS. Heroes of the Storm memiliki karakter yang berasal dari game-game Blizzard seperti Warcraft, Diablo, StarCraft, dan Overwatch.
Pada awalnya, Heroes of the Storm cukup populer di kalangan pemain game MOBA, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, popularitasnya mulai menurun seiring dengan waktu. Pada tahun 2018, Blizzard Entertainment mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi dukungan untuk game ini, termasuk turnamen esports-nya.
Alasan Kegagalan Esports Heroes of the Storm
Banyak pemain dan penggemar esports yang bertanya-tanya mengapa Heroes of the Storm gagal dalam mengembangkan esports-nya. Beberapa alasan telah diungkapkan oleh mantan karyawan Blizzard Entertainment yang terlibat dalam pengembangan game ini.
Tidak Fokus Pada Esports
Menurut salah satu mantan karyawan Blizzard, Heroes of the Storm tidak difokuskan pada esports dari awal. Tim pengembang tidak memiliki visi yang jelas tentang bagaimana mereka ingin mengembangkan esports-nya. Mereka hanya ingin membuat game yang menyenangkan untuk dimainkan, bukan untuk bersaing dengan game-game MOBA lainnya seperti Dota 2 atau League of Legends.
Kurangnya Dukungan Dari Blizzard
Mantan karyawan Blizzard juga mengungkapkan bahwa game ini tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari perusahaan. Blizzard lebih fokus pada game-game lain seperti Overwatch dan Hearthstone. Mereka tidak memberikan cukup sumber daya dan dana untuk mengembangkan esports Heroes of the Storm.
Perubahan Tim Pengembang
Selama pengembangan Heroes of the Storm, tim pengembang mengalami banyak perubahan. Banyak karyawan yang keluar dari perusahaan, dan banyak juga yang berganti posisi. Hal ini menyebabkan kurangnya konsistensi dalam pengembangan game dan menghambat pengembangan esports-nya.
Kurangnya Konten Baru
Salah satu hal yang membuat pemain bosan dengan game adalah kurangnya konten baru. Hal ini juga terjadi pada Heroes of the Storm. Pada awalnya, Blizzard rajin mengeluarkan konten baru seperti hero dan map. Namun, setelah beberapa tahun, mereka mulai mengurangi jumlah konten baru yang dirilis. Hal ini menyebabkan pemain kehilangan minat pada game ini.
Masa Depan Heroes of the Storm
Meskipun sudah diumumkan bahwa Blizzard akan mengurangi dukungan untuk Heroes of the Storm, game ini masih akan tetap ada. Pemain masih bisa bermain game ini dan menikmati konten yang sudah ada. Namun, tidak ada lagi turnamen esports resmi yang diselenggarakan oleh Blizzard.
Beberapa komunitas fans Heroes of the Storm masih aktif dan mencoba untuk mengembangkan esports-nya sendiri. Mereka menyelenggarakan turnamen independen dan mencoba untuk mempromosikan game ini kepada pemain baru.
Kesimpulan
Heroes of the Storm adalah game MOBA yang gagal dalam mengembangkan esports-nya. Beberapa alasan kegagalan telah diungkapkan oleh mantan karyawan Blizzard, seperti tidak fokus pada esports, kurangnya dukungan dari perusahaan, perubahan tim pengembang, dan kurangnya konten baru. Meskipun demikian, game ini masih tetap ada dan bisa dimainkan oleh pemain. Komunitas fans juga mencoba untuk mengembangkan esports-nya sendiri.