Contoh Perubahan Sosial Menurut Soerjono Soekanto

Diposting pada

Sosial adalah aspek penting dalam kehidupan manusia. Perubahan sosial adalah suatu fenomena yang terjadi di masyarakat sebagai akibat adanya perkembangan zaman, teknologi, dan pemikiran manusia. Salah satu tokoh sosiologi yang mengkaji perubahan sosial adalah Soerjono Soekanto. Dalam tulisan ini, kita akan membahas beberapa contoh perubahan sosial menurut pandangan Soerjono Soekanto.

1. Perubahan Struktur Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, perubahan struktur sosial terjadi ketika ada perubahan dalam pola hubungan antara individu-individu dalam masyarakat. Contohnya adalah perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industrial. Dalam masyarakat agraris, struktur sosial didominasi oleh hubungan keluarga dan pertanian. Namun, dalam masyarakat industrial, hubungan sosial lebih didasarkan pada pekerjaan dan spesialisasi.

2. Perubahan Nilai dan Norma Sosial

Soerjono Soekanto juga menekankan adanya perubahan dalam nilai dan norma sosial sebagai bagian dari perubahan sosial. Misalnya, pada masa lalu, nilai-nilai seperti kepatuhan pada otoritas dan kepatuhan terhadap aturan agama sangat dijunjung tinggi. Namun, dengan perkembangan zaman dan pemikiran manusia, nilai-nilai tersebut dapat mengalami pergeseran. Contohnya adalah perubahan dalam pandangan masyarakat terhadap peran gender atau kebebasan berekspresi.

3. Perubahan Lembaga Sosial

Lembaga sosial adalah pola-pola perilaku yang diakui dan diterima oleh masyarakat sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan sosial. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa perubahan sosial juga berdampak pada perubahan lembaga sosial. Misalnya, dengan adanya kemajuan teknologi, lembaga pendidikan mengalami perubahan dalam metode pengajaran dan kurikulumnya. Begitu pula dengan lembaga keluarga, yang mengalami perubahan dalam struktur dan peran-perannya.

Baca Juga :  Konsekuensi Mobilitas Sosial: Dampak dan Implikasi

4. Perubahan Sosial dalam Bentuk Konflik

Menurut Soerjono Soekanto, perubahan sosial terkadang juga menghasilkan konflik di masyarakat. Misalnya, perubahan ekonomi yang drastis dapat menyebabkan ketimpangan sosial dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Konflik sosial dapat muncul antara kelompok yang merasa dirugikan dengan kelompok yang mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut.

5. Perubahan Sosial dalam Bentuk Integrasi

Di sisi lain, perubahan sosial juga dapat berdampak positif dalam bentuk integrasi sosial. Misalnya, perkembangan teknologi komunikasi telah menghubungkan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Hal ini memungkinkan terbentuknya jaringan sosial yang lebih luas dan saling mendukung. Integrasi sosial seperti ini dapat mendorong pertukaran ide dan pengetahuan antarindividu, sehingga memperkaya kehidupan sosial.

6. Perubahan Sosial dalam Bentuk Modernisasi

Soerjono Soekanto juga mengemukakan bahwa perubahan sosial sering kali terkait dengan modernisasi. Misalnya, dengan adanya revolusi industri, masyarakat mengalami perubahan besar dalam struktur ekonomi, teknologi, dan organisasi sosial. Modernisasi dapat membawa kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan, namun juga berpotensi menimbulkan konsekuensi negatif seperti kesenjangan sosial atau kerusakan lingkungan.

7. Perubahan Sosial dalam Bentuk Globalisasi

Terakhir, Soerjono Soekanto menyoroti pentingnya pengaruh globalisasi terhadap perubahan sosial. Globalisasi membawa arus informasi, ide, dan budaya yang melintasi batas-batas negara. Hal ini mempengaruhi cara masyarakat berkomunikasi, berpikir, dan berinteraksi. Contohnya adalah adanya penyebaran media sosial yang mengubah pola komunikasi dan relasi sosial di masyarakat.

Dalam kesimpulannya, contoh perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto meliputi perubahan struktur sosial, nilai dan norma sosial, lembaga sosial, konflik, integrasi, modernisasi, dan globalisasi. Perubahan sosial merupakan fenomena yang terjadi seiring dengan perkembangan zaman dan pemikiran manusia. Memahami perubahan sosial dapat membantu kita menghadapi tantangan dan peluang dalam kehidupan sosial kita.